Kering sudah air mataku
Menangis didalam sepi..
Namun kau tak mau mengerti
Dan selalu menyakiti..
Walaupun diriku selalu mengalah
Dan menuruti kehendakmu..
Sampai kapan aku bertahan..
Bila kau marah padaku
Bumipun turut menangis..
Karena bukan hanya mulutmu
Tanganmu pun turut bicara..
Kau dera diriku kau cambuk diriku
Bagai hewan tak berdaya..
Kini hidup kita berdua
Bagai rembulan dan mentari..
Walau sama menerangi bumi
Namun tak mungkin dapat bersatu..
Walaupun serumah itu karena dia
Buah hati perkawinan kita..
Mengapa ini harus terjadi..
Bila kau marah padaku
Bumipun turut menangis..
Karena bukan hanya mulutmu
Tanganmu pun turut bicara..
Kau dera diriku kau cambuk diriku
Bagai hewan tak berdaya..
Mengapa ini harus terjadi..