menu-iconlogo
logo

Titik Jenuh

logo
Тексты
Sampai pada titik jenuh aku hanya ingin pergi jauh walaupun aku merindu kuhanya ingin semua berlalu

Maaf jika kuterlalu pendiam bahkan saat kau marah kumasih berdiam semoga nanti kau pahami

(ei) setelah kau baca puisiku hari ini dalam rima atas rumi dalam ramaiku bersunyi paham kau yang kan pahami

Kau yang sudi dalami lengkapiku kala suka temaniku kala duka sepintas tertipu masa erat genggaman kita buka

Lemah pada amarah sabarku tak dijangkau matamu anggap saja benar dan salah kau yang jadi penentu

Kenali rindu cinta bukan untuk menghakimi demi damai dan tenangmu biarkan sajaku yang pergi

Jujur aku lelah walau reda pun tak reda menikam rasa tanpa jeda ku digantung fajar dan senja

Cinta rapuh di antara malam dan sisa hujan begitu dingin tuk dikenang tanpamu kukan tenang terlalu menatap

Indah jauh sikapmu dan arah kita selalu menekan dan mengekang rasa yang kini kukecap bukan cinta

Dulu datangku dengan merayu kini pergiku serupa bunga layu bila tiba waktu kau hadapi rindu

Maaf karena kini sudah aku sampai pada titik jenuh aku hanya ingin pergi jauh walaupun aku merindu

Kuhanya ingin semua berlalu maaf jika kuterlalu pendiam bahkan saat kau marah kumasih berdiam

Semoga nanti kau pahami setelah kau baca puisiku hari ini hey yo jingga masihkah kau hinggap

Pada senja yang kau ukir kemarin dan kita nikmati sebelum gelap sebelum hujan basahi kisah ini

Menjadi lembap hingga pelangi euforia kita yang fana kian terungkap aku pahami jika terpaksa

Harus kau luapkan aku dalami bersama asa bukan meninggalkan tapi kau hanyut bersama separuh acuan

Saat mimpi berkabut kucoba memilih tenangkan duluan hey yo bukan, bukan kuinginkan pergi

Bukan kulupakan janji tentang bersama lewati walau cabar datang menguji sementara sabar tidak kau kunci

Ego meruncing pancing amarah berapi mencaci sampai hati jadi benci harap kau mengerti

Kenapa kupilih berdiam biarkan sunyi temaniku seperti malam hayati siang semoga waktu ingatkan aku

Tuk beri kepastian semoga rindu lahirkan akur di akhir penantian

Pabila kita berjumpa di tengah jalan tempat pelarian tak perlu saling menyapa

Tanamkan saja benci dalam hatimu yow

Apakah mesti kupaksakan rupa ini beralur ikuti perih tutupi saja sertakan tawaku membaur

Aku hanya serpihan yang mungkin nihil jadi utuh letak hati di tepian kau tak lagi pahami nalar tak satu

Sudah terlampau jauh sekian hari membungkam dan kau tak lagi mau tau sebab bertanya pun telah sungkan

Bukan ingin kuhilang bukan sebab pernah kubilang karena tak selamanya bersinar rembulan dicumbu ramah

Sang bintang anggap ini lebih baik artikan saja punya makna sejuta kata terurai pun tak merubah

Cukup ambil dihikmah aku dan kejenuhan bertemu di penghujung malam

Sampai kutemu jawaban yang mungkin tak semuakan paham pada titik jenuh pada harapan yang terlepas

Semuanya ingin berlalu dan tak lagi tinggalkan bekas maafkan bila ini terucap ego bagimu terasa

Kau dan aku biarkan sekedar cerita yang tertelan masa dengar dan mengerti puncak telah kutemu

Ini jawaban pasti kita tak bisa satu jujur pergi pun aku mampu dan biarkan semua berlalu

(ei) hati tak lagi tetuju memang kau tak lagi di situ soal hati memang cinta sakit memang ada sisa

Kita telah habis cerita dan sekarang hanya tinggal kisah karena kurindu kau yang dulu selalu buat aku bahagia

Hari ini kuberbeda mungkin besok tak lagi sama kini kurela dan bersabar untuk menunggu sebuah kabar

Perlakuan baik yang kutebar namun bagimu semua hambar takkan kulupa dan bersumpah kau tetap ada

Sekarang kuterbuang dan kau menjadi lupa maafkanku tak kembali takkan lagi menemani

Kau dan semua kenangan atau cerita yang telah pergi jangan terlalu menyakiti bila kau takut arti sakit

Karena kau tau kenyataan itu memang pahit sampai pada titik jenuh aku hanya ingin pergi jauh

Walaupun aku merindu kuhanya ingin semua berlalu maaf jika kuterlalu pendiam bahkan saat kau marah

Kumasih berdiam semoga nanti kau pahami setelah kau baca puisiku hari ini

Titik Jenuh от Ebeng Acom - Тексты & Каверы