Percik air terus mengalir penuhi wajah
Bak telaga
Deras, tumpah ruah
Bersama kalimat mulia
Berpeluk bayang kebiadaban
Tertunduk dan terisak
Di bawah keberingasan
Ingat, dulu kau membungkuk
Bagai orang tua tanpa tongkat
Alas tanah dan terbengkalai
Dirangkul, dipeluk, dipapah
Seperti layaknya saudara
Hangat terselimuti
Namun, perlahan berdiri liar
Di atas tanah mereka
Berkuasa, merampas hak Palestina
Kauhancurkan rumah yang melindungimu
Kaupukul bahu yang dulu memapahmu
Kau bertakhta di atas tanah mereka
Kau menjelma bagai iblis berwujud manusia
SALAM SANTUN ...
Ingat, dulu kau membungkuk
Bagai orang tua tanpa tongkat
Alas tanah dan terbengkalai
Dirangkul, dipeluk, dipapah
Seperti layaknya saudara
Hangat terselimuti
Namun, perlahan berdiri liar
Di atas tanah mereka
Berkuasa, merampas hak Palestina
Kauhancurkan rumah yang melindungimu
Kaupukul bahu yang dulu memapahmu
Kau bertakhta di atas tanah mereka
Kau menjelma bagai iblis berwujud manusia
Kauhancurkan rumah yang melindungimu
Kaupukul bahu yang dulu memapahmu
Kau bertakhta di atas tanah mereka
Kau menjelma bagai iblis berwujud manusia