Hari ini sangat banyak aku temui
Di lautan emosi sesama insan saling membenci
kompas budaya disisipi hilang arah lupa yang diwarisi
perahu bernama tradisi dia hanyut dihantam globalisasi
lalu dia mulai tenggelam diterjang dan hilang
diserang gelombang seberang
cahaya dia kelam diredam
budaya pun karam ditelan
gawai televisi diisikan misi
ubah persepsi, hidup itu kompetisi
dimakan ambisi jiwa malnutrisi
generasi berikutnya akan repetisi
Bahasa yang asing jadi penting
Bahasa ibu bukan hal genting
tradisi leluhur hancur lebur
Iman yang lain terus diukur
sibuk berlomba baju siapa yang paling putih
hakimi yang lain seakan paling suci
jika tak sama lalu timbullah benci
ilmu yang sempit maafkan kami Gusti
kami mau bentangkan layar lalu kitari bumi
tapi tak punya jangkar tak kenal tepi
terombang ambing tak punya navigasi
kapal pun terbalik dihantam globalisasi
tenggelam diterjang dan hilang
diserang gelombang seberang
cahaya dia kelam diredam
budaya pun karam ditelan
kami mulai benci sesama hanya karena tidak sama
sibuk kejar fatamorgana di dalam Nusa fantasma
Bahasa yang asing jadi penting
Bahasa ibu bukan hal genting
tradisi leluhur hancur lebur
Iman yang lain terus diukur
hari ini kutemui sesama insan saling membenci